Mahasiswa Pasca Sarjana Ketahanan Pangan Politeknik Negeri Lampung Tingkatkan Wawasan Melalui Kunjungan Industri di Bandung

3 0
Read Time:4 Minute, 48 Second

Pada tanggal 11-14 Januari 2024, sebanyak 23 mahasiswa yang terdiri dari angkatan 1,2,3, dan 4 serta didampingi oleh dosen pendamping dari Program Pascasarjana Ketahanan Pangan Politeknik Negeri Lampung melakukan kunjungan industri ke Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung Barat, dan Perusahaan Distributor Sayur Box di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung Barat Kecamatan Lembang. Dalam sambutannya, Ketua Program Pascasarjana, Dr. Ir. Irmayani Noer, S.P., M. Si. menyatakan bahwa tujuan dari fieldtrip ini adalah untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan motivasi mahasiswa pada bidang ketahanan pangan, serta dapat menerapkan kegiatan pertanian yang menjadi barometer standarisasi pertanian di Indonesia. Dalam kegiatan ini mahasiswa juga didampingi oleh Dr.Ir. Ni Siluh Putu Nuryanti, M., P., Dr. Ir. Yana Sukaryana, M.P., dan Dr. Henry Kurniawan, S. Si. M.Stat.

Berikut laporan kunjungan industri mahasiswa Magister Terapan Ketahanan Pangan Politeknik Negeri Lampung di dua lokasi industri.

Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP)

Kunjungan pertama mahasiswa Magister Terapan Ketahanan Pangan Politeknik Negeri Lampung difokuskan di Balai Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung Barat. Dalam kunjungannya diawali oleh acara ceremony yang sebagai sambutan dari tim BSIP dalam hal ini diwakili oleh ibu Dr. Eti Heni Krestini, S.P. M.P. dan Politeknik Negeri Lampung yang diwakili oleh Ketua Program Pasca Sarjana Dr. Ir. Irmayani Noer, M. Si.

Dalam kunjungan ke BSIP, mahasiswa mendapatkan wawasan mendalam mengenai fungsi lembaga BSIP terhadap pertanian di Indonesia, termasuk penyusunan rencana program dan anggaran pengujian standar instrumen tanaman sayuran, pelaksanaan pengujian standar instrumen tanaman sayuran, teknis perencanaan, penerapan, dan pemeliharaan standar instrumen pertanian. Proses pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan standar instrumen pertanian juga menjadi fokus kunjungan ini. Dalam prakteknya tim peneliti dari BSIP memiliki beberapa kebun percobaan sebagai lahan penelitian untuk menunjang kegiatan pertanian khususnya melihat efektifitas benih yang dihasilkan. Dalam kunjungan ini tim dari BSIP mendampingi mahasiswa untuk berkunjung dan melihat langsung kegiatan pertanian dengan beberapa komoditas yang ada dilahan percontohan. Beberapa lahan komoditas yang dikunjungi adalah komoditas selada, Cabai, Terong, Kembang Kol, Brokoli, Kacang Koro, dan Jagung.

Hasil riset dari Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) berupa benih yang dihasilkan menjadi media standarisasi benih untuk dipublikasikan dalam bidang tanaman sayuran. Peneliti, mahasiswa, dan praktisi akademisi dapat menggunakan hasil riset dan penelitian ini dalam pengembangan komoditas tanaman sayuran di wilayahnya masing masing tentu dengan disesuaikan kondisi lahan, iklim dan lokasi penanaman di setiap wilayah.

Dengan dilakukannya kunjungan industri mahasiswa Magister Terapan Ketahanan Pangan Politeknik Negeri Lampung ke BSIP diharapkan mampu mendorong kemampuan mahasiswa pascasarjana dalam menerapkan kebijakan yang bersumber dari ilmu pengetahuan serta penelitian yang mampu emnciptakan suatu kebijakan dan ketepatan dalam menerapkan sistem pertanian khususnya dalam bidang tanaman sayuran. Hal ini dapat diterapkan dengan mengimplementasikan hasil kunjungan dan menganalisis kegiatan yang bisa dilakukan di Politeknik Negeri Lampung khususnya dan di Provinsi Lampung pada umumnya sebagai penggerak kegiatan pertanian berbasis pendidikan dan penelitian

Photo bersama Mahasiswa, Dosen pendamping dan tim dari BSIP

PT Sayur Box

Kunjungan kedua Mahasiswa Magister Terapan Ketahanan Pangan Politeknik Negeri Lampung selanjutnya adalah kunjungan industri ke PT Sayurbox yang berada di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung Barat Kecamatan Lembang. PT Sayurbox merupakan perusahaan yang bergerak dalam penerimaan, pengemasan, distribusi, dan pemasaran sayuran, Buah buahan, bumbu dapur, dan kebutuhan pangan rumah tangga lainnya. Dalam kunjungan ke bisnis hub center yang dikunjungi terfokus dalam komoditas sayuran dan buah buahan. Dalam konsepnya PT Sayurbox melakukan kemitraan dengan petani sayur yang berada di sekitar kabupaten Bandung Barat.

Kemitraan PT Sayurbox dengan petani lokal bertujuan untuk memotong rantai pasok komoditas sayuran yang cukup panjang, sehingga petani mampu mendapatkan nilai lebih dari kegiatan perkebunan tanaman sayuran. Konsep kemitraan didasari oleh ilmu pengetahuan dan praktek pertanian sayuran yang baik dan benar hingga petani mampu mengirimkan produk yang dihasilkan ke rantai pasok PT Sayur Box. PT Sayurbox berkomitmen untuk melakukan pendampingan, pelatihan dan monitoring kepada seluruh rantai pasok yang memasok komoditas dalam bisnisnya. Menciptakan produk yang unggul serta penambahan nilai produk sayuran menjadi prioritas PT Sayurbox terhadap petani mitranya.

Proses PT Sayurbox dalam menciptakan rantai pasok sayuran dimulai dari penerimaan bahan baku (raw material), kemudian pemisahan produk sayur yang diletakkan di lokasi hold area, kemudian akan dilakukan proses produksi meliputi sortir kualitas, penimbangan produk sayuran, kemudian dilakukan packing untuk masing-masing sayuran yang akan didistribusikan, kemudia masuk kedalam proses distribusi. Dalam sistem PT Sayurbox menerapkan B to B atau (Business to Business), dalam arti PT Sayurbox menjadi pemasok bagi pebisnis makanan dan minuman yang tersebar di areal kerja PT Sayurbox. Selain itu penerapan sistem lain dari PT Sayurbox adalah B to C (Business to Consumer), dalam hal ini bisnis dilakukan langsung ke pembeli akhir/konsumen masyarakat umum dan konsumsi rumah tangga. PT Sayurbox juga sudah menggunakan aplikasi yang dapat dengan mudah di akses melalui smartphone sebagai mitra belanja rumah tangga, bisnis kuliner dan lainnya, aplikasi sayurbox dapat di download di appstore and playstrore dengan nama “Sayurbox – Grocery Jadi Mudah”. Selain menyediakan fresh produk, PT Sayurbox juga menyediakan produk RTC (Ready to Cook) dalam artian PT Sayurbox sudah menyediakan bahan pangan yang siap untuk dimasak, selain itu produk lain yang dipasarkan adalah RTE (Ready to Eat) dalam arti konsumen yang ingin langsung mengkonsumsi produk juga sudah disediakan oleh PT Sayurbox.

Keterlibatan PT Sayurbox yang berperan aktif terhadp para petani dan penggiat pertanian dalam terlaksananya produksi dan distribusi khususnya komoditas sayur dan buah dengan membangun konsep kerja sama yang saling menguntungkan dengan sayurbox melalui platform pemasaran digital sehingga akses antara produsen dan konsumen akan lebih afiesien dan menciptakan ruang perdagangan yang lebih sehat. hal Ini memberikan kesempatan praktis bagi mahasiswa untuk memahami proses supply chain industri sayuran yang terlibat dalam menyediakan pangan bagi masyarakat. Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan ilmu dan keterampilan mahasiswa Pascasarjana Ketahanan Pangan Politeknik Negeri Lampung serta meningkatkan keterhubungan antara dunia pendidikan dan industri.

Kunjungan ke PT Sayurbox

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %